Kata kata Cinta Sedih
Hati ini masih menunggu, tak mau beranjak dari harapan yang menggebu tentang kehadiranmu yang semu
Kuimpikan dunia milik kita berdua saja, walau saat terjaga kau adalah miliknya
Ada kesedihan tiap kali hujan datang, karena hujan pernah menyaksikanku melihatmu berpayung berdua berbagi rasa dengannya
Merelakan takkan pernah lebih dari seuntai kata untuk menggiring pelarianmu
Andai saja matahari tak terbenam, mungkin cinta kita tak akan pernah padam
Jika kau telah memilih jalan lain untuk pulang,semogakita tak lagi saling berpapasan di ujung persimpangan yang kusebut penantian
Seandainya langit malam sedalam tatapanmu, aku tak ingin mentari datang di pagi nanti
Kata indah dapat terdefinisi dengan jelas, tapi sekarangmungkin tanpamu di dalamnya
Jika aku tak pernah kau tulis dalam naskah hidupmu, untuk apa aku mendapati peran mencintaimu?
Lihat aku yang selalu menantimu, sadar akan rasaku yang telah lama terpendam
Kau ajariku untuk mencintaimu, namun tak kau ajarkan cara melupakanmu
Mengapa bulan dan bintang selalu bersama di setiap malam, sedangkan kau tidak hadir di setiap gelapku
Sayap ini mungkin patah, tapi kau mengajariku berjalan perlahan lagi
Tak sempat kuucapkan kata cinta di pintu hatimu, ketika kulihat dari balik jendela mata indahmu, telah ada yang mengisi di dalamnya
Sekarang kita berjalan dengan arah yang berbeda, entah itu aku yang menjauh atau kamu yang mulai menyimpang
Jika kau ingin pergi, maka pergilah. Jangan kau bawa hati ini dan jangan pula kau jadikan air mata ini sebagai jejak kepergianmu
Jika pertikan gitar dapat menampung segala rasa rindu, maka namamu adalah judul lagu terbaikku
Bagaimana aku bisa bersikap biasa saja, jika senyumu saja membuatku terbawa rasa
Kau yang seperti bintang selamanya, akan terus bersinar di langit. Dan aku kerdil di tanah yang gersang hanya akan terus mengagumimu
Jika aku hilang dari duniamu, kamu selalu bisa bersama orang lain dan mencari penggantiku. Tapi jika tak ada kamu di hidupku, maka akulah sang penyendiri tanpa arti
Sama seperti air sungai yang mengalit ku hulu, aliran darahmu berubah jadi pilu saat kutahu kau mulai melupakanku
Tetesan air mata bukan pertanda hujan, hanya rindu yang menghilang dan mencari tempat berpulang
Kubiarkan air mata menguap ke udara, menggumpal bersama awan lalu menjadi hujan di halaman rumahmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar